BANDUNG--- Bangunan TK Tunas Karya yang berada di dalam komplek Perumahan PTPN I Regional 2 Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat itu memang sudah berumur, tetapi auranya tetap menyala. Dipoles warna-warni ceria dengan motif dekoratif, sarana yang dibangun perusahaan perkebunan milik pemerintah ini penuh keceriaan setiap hari. Puluhan anak usia prasekolah menjaring ilmu melalui berbagai metode bertema belajar sambil bermain.
"TK Tunas Karya ini boleh dibilang sebagai pionir atau pelopor pendidikan prasekolah di daerah ini. Sebab, sekolah ini didirikan pada 1970. Waktu itu, anak sekolah umumnya mulai dari SD, belum banyak TK. Adanya TK ini menjadi inspirasi untuk wilayah Subang dan sekitarnya berdiri TK. Alhamdulillah sampai saat ini TK Tunas Karya ini tetap eksis," kata Nia Kurnia, Kepala Sekolah TK Tunas Karya saat ditemui akhir Agustus 2025 lalu.
Berbincang dengan Nia Kurnia di tengah riuhnya proses belajar sambil bermain anak-anak TK Tunas Karya memang terasa "noise", tetapi suara anak-anak berinteraksi itu terasa menenteramkan. Menceritakan sejarahnya, wanita berhijab ini menyebut PTPN I Regional 2 (saat itu bernama PNP dan terakhir PTPN VIII) memiliki visi masa depan untuk pendidikan yang sangat baik. Hal itu terlihat dari jejak sejarah dengan menyediakan fasilitas pendidikan prasekolah di kebun yang saat itu tergolong pelosok jauh dari perkotaan.
"Saya salut dengan para pimpinan PTPN terdahulu, ya. Mereka sudah bikin TK di sini. Padahal, saat itu belum ada TK. Anak sekolah juga mulai dari SD. Kalau ada TK pun mungkin hanya di kota-kota besar. Tetapi bisa dipahami, ya, karena para pimpinan perusahaan dulu kan didatangkan dari kota. Terus, anak-anak karyawan butuh pengasuhan yang edukatif. Dan fasilitas ini juga boleh dimasuki oleh anak-anak masyarakat sekitarnya," kata Nia berargumentasi.
Keberadaan TK Tunas Karya yang sudah berdiri dari tahun 1970 merupakan fakta tentang visi PTPN I Regional 2 yang tidak sekadar mengejar profit. Sebagaimana mandat yang diberikan pemerintah, PTPN I Regional 2 sebagai BUMN juga memiliki misi sebagai agen pembangunan (agent of development). Bidang pendidikan adalah salah satu misi sebagai agen perubahan yang pada muaranya mengarah kepada kesejahteraan masyarakat di wilayah operasionalnya.
Mendirikan TK Tunas Karya di Kebun Ciater tujuannya adalah memastikan bahwa anak-anak karyawan dan masyarakat sekitar memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, bahkan di daerah yang terpencil. PTPN I Regional 2 memainkan peran sentral dalam mendirikan dan mendorong kemajuan pendidikan di lingkungan Kebun Ciater. Sejak pendiriannya pada tahun 1970, TK Kebun Ciater bukan hanya menjadi tempat belajar bagi anak-anak karyawan dan warga sekitar, juga berperan sebagai pionir yang menginisiasi berdirinya sekolah-sekolah lain di sekitarnya.
Nia Kurnia menambahkan, sesuai dengan fungsinya, TK Tunas Karya Ciater menerapkan pola pendidikan usia dini yang mengacu kepada model belajar sambil bermain. Di dalam setiap permainan yang terorganisasi, para pendidikan akan memasukkan materi literasi, menyusupkan nilai-nilai karakter, adab atau etika, kebiasaan-kebiasaan baik, memupuk sikap disiplin, dan olah tubuh sehingga tercipta kesehatan yang baik.
"Kami gunakan pola belajar sambil bermain dengan seluruh muatan nilai yang akan diajarkan dikemas dalam permainan yang menggembirakan. Termasuk soal agama. Setiap hari jumat, selama dua jam pelajaran, siswa didik kami berikan penguatan moral dan ibadah, seperti hafalan surat pendek, iqro, praktek salat, dan dikenalkan berinfaq. Alhamdulilah dengan penguatan ini menanamkan keimanan dan takwa kepada Allah SWT, membentuk akhlak mulia, membiasakan perilaku ibadah dan sopan santun, serta meningkatkan kesiapan spiritual dan karakter anak untuk ke jenjang pendidikan selanjutnya," kata Kepala sekolah yang juga ikut mengajar ini.
Untuk menunjukkan bukti kiprahnya, Nia Kurnia menyebut banyak alumni TK ini menjadi tokoh di berbagai kancah. Dia juga menunjukkan beberapa foto orang-orang besar yang merupakan lulusan TK Tunas Karya dan menyempatkan mengunjungi bekas almamaternya.
"Beberapa waktu lalu ada dua tokoh yang dulu sekolah TK nya di sini dan berkenan mampir. Ada Pak Eep Hidayat, ada Ambu Nina Nurhayati, dan banyak lagi.
Hal senada dikatakan Asih, salah satu orang tua yang menyekolahkan putranya di TK milik PTPN ini. Ia mengaku, Arief, anak pertamanya mendapat penguatan soal kedisplinan, adab, dan pengenalan agama lebih baik ketika menjadi siswa di TK Tunas Karya Ciater ini.
"Anak-anak itu kan kalau dibilangin sama orang tuanya kan kebanyakan nggak nurut. Tetapi kalau yang ngasih tahu ibu gurunya, mereka nurut. Bahkan anak saya sering melakukan suatu kebaikan sendiri di rumah, padahal saya nggak nyuruh. Misalnya, tahu-tahu dia mau ngaji atau berdoa sebelum makan. Dia bilang, disuruh bu guru. Makanya saya alhamdulillah terima kasih kepada para guru di sini," kata ibu muda warga Ciater ini.
Desmato, Region Head PTPN I Regional 2, menyampaikan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu, perusahaan terus berupaya menyediakan fasilitas dan dukungan yang memadai agar anak-anak di lingkungan perkebunan mendapatkan akses pendidikan yang layak.
“Kami bangga melihat perkembangan anak-anak di TK Kebun Ciater. Mereka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan. PTPN I Regional 2 berkomitmen untuk terus mendukung program-program pendidikan, karena kami percaya bahwa dengan pendidikan yang baik, masa depan mereka akan lebih cerah,” kata Region Head yang secara ex officio menjadi ketua yayasan itu. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar